Jika Ingin Keduanya, Maka Berilmu-lah

“Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah berilmu.Barangsiapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu. Barangsiapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu” salah satu hadist Rosulullah SAW yang disampaikan oleh ustad Sobri,S.Pd dalam pengajian umum ahad pagi hari ini 13, Februari 2020 kembali menjadi salah satu landasan kami dalam perjuangan di dunia Pendidikan khususnya di wilayah Mojoagung. Ketika Nabi Sulaiman A.s mendapatkan tawaran dari Allah SWT ilmu, harta, atau tahta 


Untitled

dengan tegas Nabi Sulaiman memilih ilmu. Dengan Ilmu yang dimiliki beliau pun memiliki harta, tahta, bahkan wanita. Salah satu kisah ini menjadi hal yang sering bapak ibu guru selipkan pada saat pembelajaran di kelas. Tetapkan tujuan untuk mencari ilmu saat berangkat sekolah, tetapkan tujuan mencari ilmu adalah untuk beribadah. Walaupun berat dan tentu proses ini tidaklah mudah. Hambatan dan rintangan setajam anak panah. Tetap berjuang, ikhlas, dan hadapi dengan gagah. Sekolah bukan hanya tentang nilai di atas rata – rata. Sekolah bukan hanya tentang bagaimana mencari pundi pundi rupiah. Sekolah adalah tentang proses perjuangan seorang manusia. Tentang kesabaran, tentang keikhlasan, tentang kejujuran, tentang lemahnya seorang hamba serta keagungan ke-Esa-an Allah azza wazallah


image4172

Ustad Sobri juga menyampaikan bahwa “terkadang untuk mengawali sesuatu butuh keterpaksaan”. ada beberapa momen dalam proses pembelajaran yang membutuhkan “paksaan”. Kedisplinan dan kejujuran menjadi poin penting dalam proses pembelajaran yang harus dipaksakan ada dalam karakter siswa-siswi SMK Muhammadiyah 3 Mojoagung. Sekolah tidak lelah selalu memotivasi, mendorong semangat para siswa untuk menjunjung nilai kedisiplinan dan kejujuran. Apalagi kini hasil ketidakjujuran banyak dipertontonkan, menjadi amunisi kami untuk terus mengajarkan kedisiplinan dan kejujuran kepada para siswa-siswi SMK Muhammdiyah 3 Mojoagung. Kami berharap hal yang awalnya menjadi “keterpaksaan” menjadi “kebiasaan” baik dalam kehidupan pada siswa-siswa SMK Muhammadiyah 3 Mojoagung

“tentunya banyak ujian, bahkan nabi dan rosul pun juga diuji, Nabi Ibrahim diuji dengan bapaknya, Nabi Nuh diuji dengan istri dan anaknya” lanjut Ustad Sobri. Baik sekolah, orang tua, bahkan para siswa sendiri juga penuh ujian. Berbagai upaya sekolah lakukan untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran. Begitupun dengan orang tua, pengaruh pergaulan, gadget, dan hal lainnya yang menjadi distruction para anak. Namun sekolah bersama orang tua terus berupaya untuk terus berjuang membentuk karakter generasi qur’an dengan program – program unggulan sekolah. Fokus kami tidak hanya pada tindakan penanggulangan masalah remaja khususnya siswa-siswi SMK Muhammadiyah 3 Mojoagung tetapi juga giat menggalakkan upaya upaya preventif dengan meningkatkan  keimanan dan wawasan dengan tetap mempertimbangan kondisi psikologis anak usia remaja agar tindakan preventif dapat berdampak secara optimal.

Pengajian umum ahad pagi (PUAP) merupakan tindak nyata SMK Muhammadiyah 3 Mojoagung sebagai sarana penyalur ilmu, tidak hanya kepada para pelajar tetapi juga masyarakat sekitar. Bentuk tindak nyata sekolah dalam menjalin kerjasama dan bersilatuhrahmi dengan masyarakat untuk bersinergi bersama dalam proses perjuangan membentuk anak-anak penerus bangsa yang berpegang teguh pada ilmu agama. Bentuk tindak nyata sekolah dalam membangun lingkungan masyarakat yang beradab dan berilmu dan bersama – sama menciptakan masyarakat madani demi keutuhan Indonesia. 

Red - Aminda Putri Ekarani
Photo by Miya Sahara,S.Ag