Jombang, smkmuh3mojoang.sch.id - “Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat” kali ini tema yang diusung pemerintah Republik Indonesia dalam memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke 77 tahun. Sudah 77 tahun Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya atas penjajah. Berbagi rasa suka dan duka berjuang dalam beberapa era.
Jika diingat kembali pada tahun 1500-an pertama kalinya Bangsa Portugis menduduki Kota Melaka, disusul datangnya Bangsa SpanyoL pada 1521 di Maluku dan Bangsa Inggris pada tahun 1576. Kemudian mendaratnya armada Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman di Banten dan berlabuhnya 2 kapal besar Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan Frederick de Houtman di Banten. Pendirian VOC pada tahun 1600-an yang pada akhirnya melakukan pembantaian penduduk Kepulauan Banda untuk memonopoli Pala.
Hingga pada tahun 1800 pemerintah Belanda memberikan nama ”Hindia – Belanda“. Perang Padri, Perang Diponegoro, Perang Banjar, Perang Aceh, Perang Lombok, dan lain sebagainya terjadi pada masa ini untuk melawan penjajah. Hingga pada Tahun 1900-an berbagai organisasi berdiri. Budi Utomo, Sarekat Islam, Muhammadiyah, Nahdlotul Ulama, Partai Komunis Indonesia, Partai Nasional Indonesia hingga terselerenggaranya Kongres Pemuda yang diperingati pada tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda. Pada Tahun 1942 tentara Jepang tiba di Kota Tarakan. Pada tahun 1943 Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) resmi berdiri hingga lahirnya ideologi Bangsa Indonesia Pancasila pada tanggal 1 Juni1945. Terjadilah peristiwa memorable bagi rakyat Jepang dimana kota Nagasaki dan Hirosima yang di bombardier oleh sekutu hingga berakibat mundurnya tantara Jepang dari Indonesia. Menyikapi kondisi ini para pemuda menculik dua tokoh penting Soekoarno dan Hatta yang dikenal dengan peristiwa Renggasdengklok dengan tujuan mendesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan hingga tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia.
Krisis Financial di Asia yang diterjadi di akhir 1997 hingga awal 1998, kerusuhan di universitas Trisakti, hingga Presiden Jokowi mengkonfirmasi kasus pertama Coronavirus Disease atau Covid 19 di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020. Virus Covid 19 yang meng-infeksi hampir di seluruh negara belahan dunia, ditetapkan sebagai global pandemic mengubah hampir seluruh tatanan dunia. Aspek kesehatan, ekonomi, Pendidikan, kandungan alam, biota alam, keluarga, dll merasakan dampak dari virus ini. Sistem Lock-down yang menganjurkan penduduk tetap dirumah, tidak berpergian jika tidak mendesak, merubah pola aktivitas dari pekerjaan menjadi work from home, Pendidikan menjadi study from home, toko/outlet hanya melayani online, restoran hanya melayani take away atau dibawa pulang, angka kematian yang semakin hari – semakin meningkat, korban covid menyerang segala usia dan berbagai lini kehidupan, anak – anak, usia produktif, usia senja, hingga para nakes atau tenaga kesehatan. Menurunnya perputaran roda ekonomi yang dikhawatirkan akan mengulang kembali kisah krisis moneter 1998. Berbagai upaya dilakukan, lock-down, gerakan 5M, hingga pemberian program vaksin sebagai upaya menanggulangi wabah covid 19.
Kini angka kasus covid-19 sudah sangat menurun, pemerintah pun melonnggarkan penggunaan masker di luar lingkungan, masyarakat pun lebih perduli akan kebersihan dan asupan gizi seimbang, kreatifitas masyarakat juga meningkat. Dengan kondisi ini, Indonesia dikatakan dalam proses pemulihan dari wabah covid. Dari momen 1900 hingga 2022, Indonesia masih tetap berjuang di era masing – masing, menghadapi polemic dan metode nya masing – masing. Momen Kemerdekaan di bulan Agustus ini menjadi starting untuk berjuang lebih dan lebih lagi bertahan hidup, dan meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik dan lebih kuat. Merdeka. (ape)